Kamis, 30 April 2009

Berjalan

Aku lelah berjalan
Menyusuri bukit yang tinggi
Menelusuri sungai yang panjang
Semoga aku cepat pulang dan senang

Perangai

Cindai merantau mencari tempat perkemahan
Tersesat dalam jurusan yang berbeda
Melangkah dalam kaki yang lelah
Perut keroncongan menahan laparnya

gairahku

Ku ungkap segala rasa di hati
Tentang getaran detak nadiku
Saat malam purnama
Dan bintang-bintang menari
di redupnya malam

Selasa, 28 April 2009

Detak nadiku

Ku buka coretanmu nan indah
Aba cadabra . . . aba cadabra . . .
Sambaran petir menyayat detak nadiku
Kata demi kata terlukis perangaimu

Sang Amor menancapkan panah hatinya
Mengikat erat dengan rantai emasnya
Membungkam seribu bahasa dari kalbuku
Ku lukiskan wajahmu dengan tinta hitamku

Ku rangkai kata buatmu
Untuk ungkap segala sesuatu tentang kita
Seperti burung yang terbang bebas berpasangan
Dengan gagah mengepakkan sayap indahnya

Senin, 27 April 2009

Emosi pudjangga

Tersayang untukmu yang di sana
Jauh merantau mengikuti gerakan angin yang berhembus
Arah matahari dari timur tenggelam ke ufuk barat

Tak pernah lelah kakimu berjalan
Di atas bumi yang bulat serta tanpa ujung
Hanya ada senyuman manis dibalik wajahmu
Yang indah mewarnai bunga-bunga di taman surga
Dunia yang fana

Gulungan ombak hembusan angin sepoi-sepoi
Sinar mentari yang tak pernah lelah menyertai perjalananmu
Akankah engkau pergi meninggalkanku jauh di sini
Tinggal bayanganmu yang ada di dalam benak sang pudjangga
Engkau akan selalu ku kenang dalam setiap coretan tinta
Di atas kertas putih ku menarikan pena emas untukmu

Ingin ku goreskan tinta dari pena emas
Di birumu langit dan putihnya awan

Sabtu, 25 April 2009

Cerita cinta

Ada rindu di hati
Terasa sendu saat sendiri
Melamun berharap ‘tuk jadi pergi

Malam minggu berdua
Dengan modal cinta buta

Ada tawa dikejar satpam
Putar-putar kota
Kayak orang tak punya rumah
Inilah cerita cinta

Kisah dua orang remaja
Saling mengikat janji suci
Sebagai jawaban
Awal kesetiaan

Mentari pagi

Bangun pagi-pagi cari sikat gigi
Sang cahaya terlihat di ufuk timur
Barikan kehangatanmu & kehangatan jalan
Kau terangi jalan dengan cahayamu

Ku kayuh sepeda ini melewati bukit-bukit
Menuju cita-cita lama
Putaran dua lingkaran membakar
Suara gaduh dari sepeda tua ini

Harapan adalah milik sang usaha
Bukan asa kalau sudah putus
Jauh dalam dari kegelapan
Akan kembali dengan cahaya kemenangan

Ayo bergegas . . .
Kita sudah dekat

Selasa, 21 April 2009

Sendiri

Hidup sendiri menyepi dari keramaian
Terpendam emosi-emosi berontak
Masalah menumpuk dalam pikiran
Siapa kan beri jawaban atas setiap pertanyaan

Nyawa di ujung ibu jari
Hidup hanya pasrah pada Illahi
Jauh dari rumah terasa sendiri
Walaupun harta melimpahi diri

Oh.. oh... oh inikah hidup
Kita kaya besok miskin
Apakah tujuan hidup ini,
wahai Dzat Pencipta Alam
ibadah, iman dan taqwa kan membimbing diriku

Selasa, 14 April 2009

TUNTUTAN ZAMAN

Hidup dari kekerasan menuju kebahagiaan
Itulah kata mereka yang berdusta
Sejarah akan terus berulang-ulang
Meski perjalanan ini terasa beda

Karena tuntutan zaman orang jadi gila
Kalau tak ikut gila kita ngga’ kebagian
Yang kuasa adalah yang menang
Yang berjuang adalah yang hidup

Zaman berubah manusia berubah
Akal kalah dengan nafsu
Teriakkan amarahmu pada mereka
Siapa salah KAU atau AKU