Rabu, 29 Desember 2010

kekusutan batinku

ku basahi pikiranku
yang terbungkus dalam kebingungan
kini aku hanya terpendar
dalam jemar-jemari kosong dan hambar
kesepian ini melanda
mengguncang setumpuk hasrat
apakah ini belenggu??
atau bagian cerita nestapa dalam hidupku
perasaan ini tenggelam sekejap
dalam lubang kehinaan yang dalam
aku kini benar-benar terjebak
ke dalam mesin waktu
yang membungkam semua impianku

Minggu, 07 November 2010

Cinta Terkubur

Cinta ini terkubur bersama angan-angan
Yang melayang tanpa batas
Aku tak sanggup bendung
Rasa kegelisahan dan kekecewaan
Punah semua mimpi-mimpi itu
Telah ku korbankan perasaan ini
Hanya untuk mengejar mu
Tak kunjung berakhir penantian ku
Diri mu telah pergi selamanya
Tanpa aku tahu
Apa isi hati mu kepadaku
Sungguh cinta ku untuk mu
Tak bisa terganti dalam hitungan waktu
Biarkan saja cinta yang ku miliki
Terpendam bersama dirimu
Karena cinta tak hanya sesaat
Melainkan untuk hidup selamanya
S’lalu bersama bayangan mu

Senin, 01 Februari 2010

mutiara cinta

Pusat hati penuh rasa
Lingau kesal juga
Bulat suasana tertelan
Gumam gurau tak senada

Kuru-kuru tak mampu
Artikan malam yang tak binar
Kuncup untung aku merangkai
Kutukan sayat halus

Pikir tak sempat
Bawa indah teluh renung
Kadang sial menyanyi
Dalam rundung do’a

Jumat, 29 Januari 2010

Sakaratul Maut Kawan

Malam begitu dingin
Saat hujan telah menetaskan peluhnya
Suara alunan irama katak mengalun
Beradu dengan desiran angin

Kamis malam jum’at yang terlewat
Sukma jiwa kini tinggal cerita
Jasa terindah nan mulia pun terkenang
Kebaikan hati kan jadi saksi

Semua ketulusan tak lebur
Di masa kepergianmu
Tangis ini hanya rasa kerelaan
Yang harus terwujud di akhir cerita

Tak ada yang dapat mengerti
Hikmah Tuhan yang tersirat
Hanya orang-orang yang berpikir
Pun semua kembali pada-Nya

Minggu, 24 Januari 2010

Lipur Lara

Benamkan hatiku dalam samudera
Seluas harpan terpendam
Harta karun yang tertumpuk
Luka penuh dusta yang menempel
Bagai duri-duri tak berperangai
Gelap menekan jiwa busuk
Kutukan arwah kehidupan
Mengalun pelan menusuk jasadku